Mafia Migas
Ninoy N Karundeng
Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya selengkapnyaFaisal Basri, Soetjipto dan 5 Strategi Jokowi Berantas Mafia Migas Lewat Gerakan Politik Klandestin
OPINI | 29 November 2014 | 11:21
Dibaca:
1071
Komentar: 38
20
Soetjipto diangkat menjadi Dirut
Pertamina. Namun, sebelumnya, Faisal Basri masuk ke dalam kawah kawanan
para mafia - Kementerian ESDM dan Pertamina serta SKK Migas. Publik
terpecah dan gagal memahami dan menghasllkan pro dan kontra. Tak pelak
Effendi Simbolon pun berteriak terlambat. Banyak yang protes terkait
penunjukan Sudirman Said dan Rini Soemarno untuk membantu Jokowi. Ke
mana dan bagaimana Faisal Basri dan Jokowi mengarahkan pemberantasan
mafia Migas yang luar biasa sulit dengan strategi gabungan antara
klandestin ekonomi dan politik tingkat dewa? Mari kita telaah dengan
hati riang gembira ria bahagia.
Mundurnya Karen Agustiawan adalah gambaran
kegagalan Karen melakukan pembenahan di bidang migas. Itu ditandai
dengan semakin semaraknya sepak terjang mafia migas yang terkait dengan
usaha dari hulu ke hilir. Hanya baru tiga bulan lalu para pemilik bunker
- yang sebagiaannya menjadi calo penyelewengan minyak bersubsidi -
mengosongkan dan tiarap tidak menjual minyak lagi. Praktis usaha ini
mengalami kekeringan. Padahal, sumber permainan industri minyak dan gas
terjadi sejak dari perizinan, ekplorasi, ekploitasi, produksi, sampai
pemasaran. Yang bermain di dalamnya adalah para pejabat Pertamina, SKK
Migas, Kementerian ESDM, dan tambahan bonus anggota DPR.
Dari hulu persoalan eksplorasi minyak
menjadi masalah. Terkait kerjasama dengan perusahaan asing dan Indonesia
di bidang perminyakan sungguh hanya menjadi tempat bancakan alias
pembagian kue minyak yang menghasilkan kutukan. Terkait sistem
perpajakan, pembagian keuntungan, proses perizinan, proses bagi hasil
dan proses penagihan cost recovery, pemasaran minyak ekspor dan impor
yang dikuasai oleh para mafia - yang semuanya bekerjasama dengan para
pejabat Pertamina, SKK Migas, dan Kementerian ESDM, dan DPR, semuanya
bermain secara masif, terstruktur dan sistematis.
Tertangkapnya Prof. DR. Ing. H. M. Rudi
Rubiandini, MSc, MM., membuka kotak Pandora kejahatan ekonomi dan
polittik. Rudi tidak bekerja sendirian. Sekjen di SKK Migas dan Menteri
ESDM jelas terlibat. Keterlibatan Kementerian ESDM ini jelas mengarahkan
dan melibarkan anggota DPR. Maka di situlah muncul nama Sutan
Bhatoegana sebagai tersangka. Tentu selain Jero Wacik. Hanya mereka?
Tidak.
The nature of corruption ada pada
lingkungan yang dibuat menikmati kenikmatan bersama-sama bekerjasama
melakukan manipulasi, pengaturan, sistem, dan peraturan bahkan
perundangan yang memberi peluang untuk terjadinya pencurian. Faktanya
begini. Semua peraturan dan ketentuan dibuat dengan baik - atau
seolah-olah baik - untuk mendorong investasi dan produksi minyak.
Namun hasilnya justru kontra produktif
yakni (1) pemerintah dhi. Pertamina mendapatkan profit share yang hanya
10% - 15% tergantung perjanjian - karena KKN dan korupsi para pejabat(2)
produksi minyak merosot tajam hanya sekisaran 800,000 bpd - eksplorasi
minyak dikerjai oleh perusahaan migas penandangan KKKS (3) tidak
membangun kilang di Indonesia - untuk memermainkan trading minyak dengan
pentiolan petral misalnya, (4) blok cadangan minyak dan gas dikuasai
oleh asing dan tidak dilakukan eksplorasi - dengan tujuan menyuburkan
perdagangan minyak untuk keuntungan para pejabat di lingkungan industry
migas baik dari perusahaan, pejabat SKK Migas, Pertamina, Kementerian
ESDM, Perdagangan, dan kalangan politikus di DPR sebagiamana tergambar
dari contoh satu kasus: si koruptor professor ITB Rudi Rubiandini.
Maka langkah yang dilakukan oleh Jokowi
adalah (1) mengadu domba para mafia migas - yang kelompok Rini Soemarno
dan Soemarno Brother Inc. diadu dengan kepentingan Effendi Simbolon Cs
Incooprated. Dengan demikian, Jokowi menonton pertandingan ini.
Orang-orang pemain sekelas Dirjen di Pertamina - tiga Dirut Pertamina
dibabat habis. Kenapa? Mereka adalah sumber masalah di Pertamina yang
mementalkan Karen Agustiawan. Karen dikeroyok oleh Menteri ESDM Jero
Wacik, pejabat SKK Migas, para anggota DPR dan tiga Dirut yang baru saja
dicopot.
Langkah (2) Jokowi adalah membenturkan
kepentingan ekonomi para anggota DPR dengan menutup berbagai celah
ekonomi di laut (dengan membatasi kebocoran penyelewengan minyak oleh
aparat militer, pejabat Pertamina, pemilik proyek dan kapal terafiliasi
dengan para anggota DPR. Jelas ini menimbulkan peradangan para anggota
DPR. Hal inilah yang menjadi menarik. Para anggota DPR yang kepentingan
ekonominya terancam karena kaki tangan ekonominya terhambat diyakini
akan melakukan langkah kompromi politik atau justru mengeras.
Jika mereka merasa kekuatannya melebihi
Jokowi, maka bukan tidak mungkin mereka akan melakukan gerakan yang
disetujui oleh Prabowo yakni menjungkalkan Jokowi - sudah disebutkan dan
ditekadkan oleh Hashim adik Prabowo yakni dendam kesumat kekalahan
Pilpres yang menghancurkan Ical dan Prabowo secara ekonomi, yang juga
dirasakan oleh banyak pihak di DPR.
Langkah (3) Jokowi adalah melakukan
pembersihan melalui konsultan Faisal Basri yang menjadi pentolan Komite
Reformasi Tata Kelola Migas (KRTKM). Tak ada pilihan lain bagi Faisal
Basri kecuali mengganti para pejabat sekelas Dirjen di Pertamina, SKK
Migas, Kementerian ESDM, dan Pajak. Mereka semua terkait dengan para
mafia migas dan harus disingkirkan. Itu yang menjadi PR berat bagi
Faisal Basri.
Langkah (4) dengan kipasan peluang ekonomi,
sebagian para anggota DPR dari PPP dan Golkar dikipasi dan diyakinkan
tentang betapa ruginya berada di luar pemerintahan. Arah politik Golkar
yang mendukung kekuasaan palsu, delusif, dan fiktif Prabowo dengan
gerbongnya koalisi Prabowo, sedang dibongkar dengan kekuatan di internal
Golkar yang dipecah-belah. Hasilnya, arah politik Golkar pasca
hancurnya Ical adalah angina mendukung Jokowi.
Langkah (5) dengan kipasan hukum, Jokowi
menunjuk Jaksa Agung Prasetyo yang diyakini akan melakukan gebrakan
tebang pilih pemberantasan korupsi dan HAM dengan bertandem dengan KPK.
Tandem ini menimbulkan ketakutan luar biasa di dalam diri para mafia
hukum, migas, pupuk, E-KTP, dll dari mulai pejabat publik sampai para
anggota DPR. Demokrat dibuat stagnan dan tidak didekati dan angin
kesempatan diberikan kepada Golkar dan PPP agar soliditas koalisi
Prabowo berantakan.
Maka, dengan kelima langkah tadi tak
mengejutkan jika Jokowi mulai menunjukkan taringnya. Akibatnya, angin
penentangan terhadap Jokowi meningkat. Saat bersamaan dukungan semakin
kentara perbaikan dan strategi menghancurkan mafia migas yang terkait
dengan para pejabat di Pertamina, SKK Migas, Pajak, dan anggota DPR
harus diawasi dan diganti. Mereka sumber masalahnya. Jadi tepat Faisal
Basri mengusulkan dan mengganti para pejabat di ketiga lingkungan migas
tersebut dan pajak. Dan ditambah dengan gerakan politik klandestin
Jokowi menghancurkan dari dalam koalisi Prabowo dengan iming-iming dan
kipasan kue ekonomi dan hukum.
Salam bahagia ala saya.

0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda