Senin, 08 Desember 2014

Agung Laksono Nyatakan Golkar tolak Koalisi Merah Putih

Jadi Ketum, Agung Laksono Nyatakan Golkar Tak Ingin Lagi di Koalisi Merah Putih

Senin, 8 Desember 2014 | 04:55 WIB
KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO Ketua Presidium Penyelamat Partai Golongan Karya Agung Laksono saat membuka Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2014).
JAKARTA, KOMPAS.com — Agung Laksono terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar versi Musyawarah Nasional IX Partai Golkar di Jakarta, lewat pemungutan suara pada Senin (8/12/2014) dini hari. Seusai terpilih, dia memastikan partainya tak ingin lagi bergabung dalam Koalisi Merah Putih.

"Munas ini berkehendak (Golkar) tak lagi di Koalisi Merah Putih," tegas Agung seusai terpilih. Salah satu wujud dari kehendak itu, sebut dia, adalah dukungan yang akan mereka berikan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang mengatus pelaksanaan pemilu kepala daerah tetap digelar secara langsung.

"Perppu kami dukung pemerintah, kami dukung pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla," ujar Agung. Meski demikian, ujar dia, partainya juga tak serta-merta bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat, koalisi pengusung pemerintah Jokowi-JK.

Tak perlu lagi ada koalisi

"Kami dalam posisi sebagai mitra. Tidak masuk Koalisi Indonesia Hebat. Bahkan kami berpandangan sebaiknya sudahlah tidak usah koalisi-koalisian lagi. Bubarkan saja (koalisi) supaya parlemen tugasnya awasi pemerintah, hak budget, dan awasi UU," papar Agung.

Sikap yang dinyatakan Agung ini berkebalikan dengan posisi yang diambil kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie yang tetap menyatakan bergabung dengan Koalisi Merah Putih. Sebelumnya, Munas IX Partai Golkar yang digelar di Bali kembali menetapkan Aburizal sebagai ketua umum partai itu lewat aklamasi.

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Sabrina Asril
Editor : Palupi Annisa Auliani

Ada 88 komentar untuk artikel ini

63 komentator





  • Nama User

    Pengemplang BLBI 1998 3000T Yg Merugikan Rakyat NKRI

    Senin, 8 Desember 2014 | 16:05 WIB
    ckckck~~~ternyata berkarir di politik itu tujuannya cuma untuk memuaskan ambisi untuk BERKUASA~~bukan untuk membangun bangsa~~tak peduli ideologi nya apa~~siapapun yg berkuasa WAJIB DIJILAT~~~duhhh menjijikan sekali
  • Nama User

    kombes dadang

    Senin, 8 Desember 2014 | 15:43 WIB
    50 th sdh Umur Golkar dan pernah memerintah selama 32th lamanya, stl reformasipun Golkar 15 th gabung dg pemerintah meski pres dan wapres nya bukan kader Golkar spt era Gus Dur-Mega atau SBY- Budiono, tapi saat JK yg kader Golkar jadi wapres kok malah mau oposisi dan itu lucu serta konyol.
  • Nama User

    Brujul The Sheep

    Senin, 8 Desember 2014 | 14:45 WIB
    Makhluk jahat seperti Aburizal ini seharusnya disingkirkan dari bumi Indonesia. Hutang pajak tidak mau bayar, hutang asuransi tidak mau bayar, hutang Lapindo apalagi. Korban Lapindo adalah orang2 susah. Seharusnya Aburizal Bakri disita hartanya buat mengganti harta warga yg tenggelam karena ulahnya.
  • Nama User

    Keris

    Senin, 8 Desember 2014 | 14:20 WIB
    Sepakat pak agung, saya dukung bapak. Lebih baik kita jadi pengikut penguasa, lebih banyak rezekinya. Daripada jadi Oposisi, jadi oposisi itu sus. ibarat kata lebih baik jadi "budak" asal tenang, daripada jadi "tuan" tapi kesusahan. Dengan mengikuti pemerintah anggota partai akan lebih sejahtera.
  • Nama User

    ikhwan suhada

    Senin, 8 Desember 2014 | 13:43 WIB
    ical menjadikan golkar MEMERAS pemerintahan Jokowi untuk menutupi hutang2 perusahaannya .......terutama Lapindo.


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda